ukmppd sct

Terdapat rencana tahun 2025, UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter) akan mulai memperkenalkan Script Concordance Test (SCT) sebagai format soal terbaru, menggantikan atau melengkapi soal pilihan ganda konvensional. Perubahan ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir klinis dalam situasi ketidakpastian — suatu kompetensi penting bagi dokter yang sehari-hari dihadapkan pada kasus yang tidak selalu memiliki jawaban tunggal.

Apa itu Script Concordance Test (SCT)?

SCT adalah metode penilaian yang:

  • Menguji pengambilan keputusan klinis berdasarkan skenario realistis.

  • Menilai bagaimana informasi baru memengaruhi hipotesis awal atau keputusan yang sudah dibuat.

  • Menggunakan skala penilaian untuk mengekspresikan perubahan tingkat keyakinan terhadap suatu diagnosis atau tindakan, bukan sekadar benar-salah.

Mengapa SCT Digunakan di UKMPPD?

Beberapa alasan penerapan SCT:

  1. Lebih relevan dengan praktik klinis nyata – dokter sering mengambil keputusan meski informasi belum lengkap.

  2. Mengukur penerapan pengetahuan, bukan hafalan – fokus pada analisis, bukan sekadar ingatan.

  3. Berdasarkan konsensus ahli – jawaban dinilai sesuai pendapat mayoritas klinisi berpengalaman.

  4. Melatih clinical reasoning – membantu mahasiswa terbiasa berpikir kritis dalam kondisi kompleks.

Struktur Soal SCT

Soal SCT terdiri dari tiga bagian utama:

  1. Skenario klinis – Deskripsi kasus pasien dengan keluhan, riwayat, dan hasil pemeriksaan awal.

  2. Informasi tambahan – Data baru yang mungkin mengubah penilaian diagnosis atau rencana.

  3. Pertanyaan – Peserta diminta menilai pengaruh informasi tambahan tersebut terhadap hipotesis awal menggunakan skala.

Skala Penilaian SCT

SkorMakna
+2Informasi baru sangat meningkatkan keyakinan terhadap hipotesis.
+1Informasi baru sedikit meningkatkan keyakinan terhadap hipotesis.
0Informasi baru tidak mengubah keyakinan terhadap hipotesis.
–1Informasi baru sedikit menurunkan keyakinan terhadap hipotesis.
–2Informasi baru sangat menurunkan keyakinan terhadap hipotesis.

Contoh Soal SCT

Skenario:
Tn. R, 45 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan benjolan di leher sejak 3 bulan lalu. Benjolan tidak nyeri, makin membesar perlahan. Tidak ada demam, tidak ada penurunan berat badan. Pemeriksaan fisik: benjolan regio submandibula, kenyal, mobile, diameter 2 cm, tidak kemerahan.

NoBila Anda mempertimbangkan diagnosis berikut …… dan tersedia informasi baru berikut ini …… hipotesis ini menjadi …
1Limfadenitis kronisPemeriksaan darah: LED meningkat, tidak ada leukositosis–2 –1 0 +1 +2
2Kista brankialUSG leher menunjukkan massa kistik berdinding tipis–2 –1 0 +1 +2
3Limfoma non-HodgkinPasien mengeluh keringat malam sejak 1 bulan terakhir–2 –1 0 +1 +2
Peserta ujian diminta untuk memilih nilai antara -2 sampai dengan +2 di atas.

Tips Mengerjakan Soal SCT

  1. Baca skenario dengan teliti – pahami hipotesis awal.

  2. Analisis relevansi informasi baru – tentukan apakah data memperkuat atau melemahkan hipotesis.

  3. Pikir seperti klinisi berpengalaman – pilih skor yang kemungkinan besar sesuai konsensus ahli.

  4. Latihan rutin – semakin sering berlatih, semakin cepat proses analisis.


SCT adalah format soal yang dirancang untuk menguji kemampuan berpikir klinis dalam situasi ketidakpastian. Hingga artikel ini ditulis belum ada informasi resmi kapan SCT akan diterapkan, akan tetapi mahasiswa profesi dokter diharapkan mempersiapkan diri melalui latihan soal SCT, membiasakan diri menilai informasi baru secara kritis, dan memahami konsensus klinis. Ke depan, metode ini diharapkan menghasilkan dokter yang lebih terlatih dalam pengambilan keputusan di dunia nyata.